PRESIDEN BARU ZAMBIA MANTAN TUKANG SAPU

  

HARAPAN BARU RAKYAT ZAMBIA


Kalau di Indonesia ada kisah Petruk jadi Raja, maka di Zambia ada kisah yang hampir serupa. Seorang yang pernah berprofesi sebagai tukang sapu menjadi Presiden. Wooowww, inilah rahasia kehidupan. Siapapun tak pernah ada yang benar-benar tahu jalan hidupnya. 

Adalah Michael Sata, seorang pria yang sudah berusia 74 tahun ini berhasil menjadi Presiden Zambia setelah memenangkan Pemilu di tahun 2011 ini. Menurut kantor berita Reuters, 23 September 2011, Mahkamah Agung mensahkan Sata sebagai pemenang pemilu pada Jumat pagi waktu setempat. Sata langsung dilantik pada hari itu juga. Dia berhasil mengalahkan Banda. Keunggulan Sata atas Banda relatif tipis. Dari 95,3 persen kertas suara yang telah dihitung, Sata meraih dukungan 1.150.045 suara, sedangkan Banda 961.796.

Sata adalah sosok yang bermental baja. Pada pemilu 2008 lalu, dia kalah dari Presiden saat ini, Rupiah Banda, hanya dengan selisih 2 persen dari total jumlah suara. Namun Sata tidak menyerah. Tak puas hanya menjadi pemimpin oposisi di parlemen, dia lalu maju lagi pada Pemilu 2011 dan kali ini hasilnya tidak sia-sia.
Kemenangan Sata juga membawa inspirasi bagi siapapun yang menaruh cita-cita setinggi langit. Sebelum sukses menjadi politisi, dan kini tampil sebagai presiden terpilih, Sata melakoni beragam profesi - mulai dari polisi, aktivis serikat, bahkan menjadi petugas kebersihan. Harian Inggris, The Telegraph, mengabarkan bahwa Sata rutin menyapu stasiun kereta Victoria di London tatkala menuntut ilmu di sana. 


Oleh pendukungnya, Sata dikenal dengan julukan Raja Kobra, mengingat dia sangat kritis. Dia pun suka bicara ceplas-ceplos dan sering melontarkan lelucon. Politisi berusia 74 tahun itu terang-terangan menolak dominasi perusahaan-perusahaan tambang asing, terutama dari China, di negaranya. Dia juga tidak surut mengritik ketidakbecusan pemerintah saat ini dalam menata ekonomi dan menegakkan hukum. Dalam suatu kampanye, Sata menyatakan dia bakal membersihkan Zambia dari sampah-sampah korupsi. Dia ingin membersihkan semua kotoran itu segiat saat dia masih menjadi tukang sapu di Stasiun Victoria, London.


"Saya tidak pernah mengeluh apa yang saya kerjakan. Saya ingin menyapu negeri saya, bahkan ingin membuatnya lebih bersih dari yang saya lakukan saat menyapu stasiun kereta Anda," kata Sata suatu ketika kepada wartawan Inggris, yang dikutip harian The Telegraph.

Di masa muda, Sata pernah menimba ilmu politik di London. Namun, untuk memenuhi kebutuhan hidup, dia bekerja sebagai petugas kebersihan untuk perusahaan British Rail. Tidak disebutkan secara jelas berapa lama Sata merantau di Inggris dan di universitas mana dia belajar.

Menurut Voice of America, Sata juga pernah berkarir jadi petugas serikat dagang dan polisi sebelum masuk ke gelanggang politik di awal dekade 1960an. Ketika masih menjadi koloni Inggris, Zambia saat itu masih bernama Northern Rhodesia.

Karir Sata di politik pun meningkat. Dia sempat menjadi Menteri Kesehatan dan Menteri Tenaga Kerja sebelum akhirnya keluar dari partai yang berkuasa dan membentuk partai sendiri bernama Fron Patriotik.


Selain bertekad menegakkan hukum yang bersih, Bahkan Sata pun berjanji tidak akan minum air kemasan hingga semua rakyat Zambia punya hak yang sama atas akses air bersih. Janji itu dimuat dalam laman Partai Fron Patriotik yang dipimpin Sata.

Kini, rakyat Zambia sangat berharap "Si Kobra" Michael Sata akan mampu membawa perubahan yang lebih baik pada kehidupan Rakyat Zambia. Rakyat di negeri yang kaya akan tembaga ini sudah lama berkubang di lembah kemelaratan.



1 komentar:

www.lakubos.com mengatakan...

wah... bisa jadi teladan nanti ni...
Bisnis Obat Kuat

Posting Komentar

Recent Post

Pengunjung